Selamat Datang di Chumaini d Com

VIDEO - Keluarga Korban Bom Bali Bertemu Ali Imron, ini reaksi mereka

Chumaini.com Untuk kali pertamanya, keluarga korban Bom Bali dipertemukan langsung dan diberi kesempatan wawancara dengan seorang pelaku pengemboman yang masih hidup, yakni Ali Imron. Pertemuan itu digagas dan direkam oleh TV SBS Australia. (surya.co.id)
Tiga perwakilan keluarga korban yang bertemu langsung dengan Ali Imron, yaitu Nyoman Rencini yang kehilangan suaminya, Jan Laczynski warga Australia yang kehilangan lima sahabatnya, dan Ni Luh Erniati yang juga kehilangan suaminya.
Mereka dipertemukan di dalam sebuah ruangan. Pada saat itu, empat perwakilan keluarga korban lebih dahulu tiba dan menunggu di dalam ruangan. Kemudian, beberapa menit kemudian Ali Imron tiba dan masuk ruangan. Dalam rekaman video di youtube berdurasi sekitar 24 menit itu, pertemuan tampak menegangkan.
Para keluarga korban menolak untuk diajak bersalaman oleh Ali Imron. Baik tersangka pengeboman, Ali Imron maupun keluarga korban pengeboman seolah tampak tak berani untuk saling bertatap muka.
Tak hanya bertemu secara langsung, para keluarga juga diberikan kesempatan untuk bertanya kepada Ali Imron.
Dalam pertemuan itu, Laczynski langsung bertanya secara tegas kepada Ali Imron, kenapa dia mau melakukan perbuatan itu.
"Mengapa Anda mau mengendarai kendaraan berisi bahan peledak itu?" dan "Apakah Anda bisa tidur nyenyak pada malam hari?"
Imron mengatakan bahwa dia hanya mematuhi perintah pemimpinnya. "Jadi, saya hanya mentaati perintah daripada senior saya di Jemaah Islamiyah (JI) , kakak saya, Mukhlas. Jadi mentaati pemimpin lah," kata Imron.
Sementara itu, Ni Luh Erniati menimpali dan bertanya kenapa Ali Imron mau menuruti begitu saja perintah dari kakaknya, dan tidak berusaha menolak. Sanksi apa, sehingga Ali Imron tak mau menolak ajakan kakaknya untuk membunuh.
"Kira-kira kalau seandainya Pak Ali tidak mengikuti perintah dari atasan, yakni kakak. Kira-kira sanksi apa yang akan bapak terima," tanya Erni.
Menurut Imron, jika dia tidak menyelesaikan perintah itu, maka dia akan dikeluarkan dari JI dan dianggap sebagai pengkhianat.
"Sanksi, ya sanksi pasti saya dikeluakan dan dianggap pengkhianat," jawab Imron.
"Tapi itu kan lebih bagus daripada korban banyak begini pak" kata Nyoman Rencini yang duduk di samping Erni.
"Sampai sekarang pun, jihadis di Indonesia, kawan-kawan yang istilahnya disebut jihadis di Indonesia masih sedikit yang menyadari bahwa jihad yang semacam itu salah. Kalau mereka ini mampu melakukan, kemungkinan mereka akan melakukan yang lebih besar lagi itu pengeboman," terangnya.
Erni yang mendengar jawaban itu pun, kembali bertanya. "Kemungkinan bom akan terjadi lagi?" tanya Erni.
"Terjadi lagi, dan hingga saat itu masih banyak yang mengajak, melakukan pengeboman lagi, di Bali. Karena saya yang punya kemampuan, saya yang bisa mencari bom, meskipun saya di dalam. Saya itu misalkan mau gitu, cuma dua jam untuk memahamkan orang untuk siap bunuh diri," katanya.
Selanjutnya, Jan Laczynski, kembali bertanya kepada Ali Imron, di Al-quran disebutkan membunuh sesama manusia adalah perbuatan yang salah, namun kenapa dia mau membantu rekan-rekannya melakukan pengeboman.
"Ya..ya..ya Itu saya juga menyadari, oleh karena itu kesadaran saya. Sampai sekarang pun saya tidak pernah langsung membunuh orang. Padahal gampang sekali kalau saya ingin membunuh orang. Saya itu kalau membuat ramuan, kemudian saya ingin membunuh orang, saya tinggal oleskan di stang mobil atau stang motor, dijamah begini mati. Tapi saya tidak pernah melakukan itu, karena saya bukan monster," kata Ali Imron.
Jawaban dari Ali Imron membuat keluarga korban semakin penasaran. Erni yang sebelumnya menyimak jawaban dari Ali Imron, kembali bertanya.
"Oke, jadi saya kepingin tanya. Pak Ali ahli di dalam pembuatan senjata? Adakah keinginan pak Ali untuk menurunkan ilmu itu, ke anak-anak muda umpamanya?" tanya Erni.
"Oh ya, kalau dari pistol bolpoin sampai tank saya bisa. Bagus sampean tanya begitu, banyak sekali yang minta, tapi sampai sekarang alhamdulillah tidak pernah saya berikan itu. Walaupun banyak sekali kesempatan," katanya.
Untuk mengingat kembali, dua bom meledak di Jalan Legian, lokasi wisata populer di Kuta, Bali, pada 12 Oktober 2012. Satu bom diledakkan di dalam Paddy’s Club oleh pelaku bunuh diri, dan satu bom lainnya diledakkan pengebom bunuh diri di dalam mobil van yang diparkir di luar Sari Club. Peristiwa ini menewaskan 202 orang.
Dalam wawancara ekslusif itu, ada banyak jawaban-jawaban dari Ali Imron yang sangat mengejutkan. Bagaimanakah reaksi para keluarga setelah pertemuan itu? Apakah mereka mau memaafkan Ali Imron yang telah membantu membunuh keluarga mereka? Saksikan videonya !



Share this post :

Post a Comment

Please, Comment here..

Terpopuler

Interest

Download

 
Support : Link here | Link here | Link here
Copyright © 2014. Chumaini.com - All Rights Reserved
Template by Cara Gampang Published by Cargam Template
Proudly powered by Blogger